Sabtu, Januari 17, 2009

Renungan Untuk Palestina

Mungkin anda tidak pernah merasakan betapa hancurnya hati ketika kita
kehilangan anak kita. Saya sudah merasakannya. Anak pertama saya di
usia 5,28 Bulan harus menyerah karena Toksoplasma telah merengggutnya.

Sungguh, saat itu, tiada lagi yg bisa dipikirkan, semua gelap. Bingung dan sedih. Alhamdulillah, bersama istri kami mencoba tegar, tabah dan sabar, 3 bulan kemudian istri saya hamil dan anak ke 2 bisa lahir dengan selamat, dan tidak terkena toksoplasma dan sekarang sudah 5 tahun usianya lalu lahir adiknya lagi, sekarang sudah berusia 4,5 bulan.

Anak adalah harapan kita. Untuk masa depan negeri kita.

Tapi lihatlah Negeri Palestina - Semoga kita tidak melupakan sejarah
bahwa Al-Hajj Amin Al Husaini,Mufti Palestina, adalah orang pertama
yang menyiarkan kemerdekaan Indonesia di radio internasional - negeri
ini telah kehilangan anak-anak mereka.

Bukan terkena malaria kawan, atau kena tipes atau kena racun makanan.

Tapi ditumpas. Dibantai. Di bedil dan ditembaki tanpa ampun.

Ingatlah saat perang Puputan di Bali atau peristiwa 10 Nopember di
Surabaya. Posisi Palestina sama dengan kita waktu dijajah Belanda.
Pejuang kita pun di katakan sebagai ekstremis dan teroris.

Bahkan di Rawagede, rakyat ditumpas Belanda tanpa pandang bulu, hingga
wanita dan anak-anak bertumbangan.

Saat ini Palestina membutuhkan kita, sama seperti ketika kita
membutuhkan pengakuan kemerdekaan dari dunia.

Hati saya sakit saat ada yang berkata: "Ngapain kita ngurusin
Palestina, wong negeri kita saja masih amburadul".

Alasan yang sepintas terlihat nasionalis ini adalah pengkhianatan
kejam pada nasionalisme Indonesia itu sendiri. Preambule Undang-undang
Dasar 1945 mendeklarasikan dengan jelas perlawanan pada segala bentuk
penjajahan. Soekarno dan Hatta berkali-kali menandaskan bahwa
nasionalisme Indonesia tumbuh di taman kemanusiaan.

"Jangan pikirkan hal lain kecuali Indonesia" adalah logika yang
menghina keindonesiaan.

Siapapun anda,apakah dari Islam, Kristen, Khatolik, Budha, Hindu, Kong
Hu Cu atau Aliran kepercayaan kepada Tuhan YME, melalui forum
terhormat ini sisihkan pikiran, tenaga dan harta kita untuk berdharma
bhakti pada Tragedi Kemanusiaan di Palestina yang ingin Merdeka.

Bung Tomo, pejuang yang BARU SAJA diakui sebagai Pahlawan Nasional
pernah berkata :

Saudara-saudara rakyat Surabaya.
Bersiaplah! Keadaan genting.
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak.
Baru kalau kita ditembak.
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita itu adalah orang yang benar-benar ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap.
Merdeka atau mati.
Dan kita yakin, Saudara-saudara.
Akhirnya, pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita.
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah Saudara-saudara!
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!"

Maaf, saya mencoba untuk menutup mata, telinga bahkan mengikat jemari
saya untuk tidak menuliskan hal di atas di Forum Terhormat ini, namun
MANA BISA TAHAN nurani saya melihat penistaan terhadap anak-anak
Palestina.

Sekali lagi saya mohon maaf. Saya berharap bantulah, untuk meringankan derita anak - anak Palestina.

regards,

Saktiono Wahyujati
Koordinator IMF Jogja

dikutip dari millis IMF

Tidak ada komentar: